Author Content Creator
Di antara tokoh-tokoh besar dalam Alkitab, Samuel menempati tempat yang istimewa. Ia bukan hanya seorang nabi, tetapi juga hakim terakhir Israel sebelum bangsa itu memiliki raja. Kisah hidupnya sarat dengan panggilan ilahi, kepemimpinan yang bijak, dan ketaatan total kepada Tuhan. Mari kita menyelami perjalanan hidup Samuel dan pesan penting yang bisa kita ambil darinya.
Kisah Samuel dimulai dengan doa yang tulus dari ibunya, Hana. Dalam 1 Samuel 1, Hana yang mandul berdoa dengan air mata di kemah suci, memohon kepada Tuhan agar diberi anak. Ia berkaul bahwa jika Tuhan mengabulkannya, anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan seumur hidupnya.
Tuhan menjawab doa Hana. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Samuel, yang berarti "Didengar oleh Tuhan". Setelah disapih, Hana menepati janjinya dan menyerahkan Samuel untuk melayani di bawah imam Eli di Kemah Suci.
Salah satu momen paling ikonik dalam hidup Samuel adalah saat ia dipanggil Tuhan untuk pertama kalinya (1 Samuel 3). Dalam malam yang sunyi, Samuel mendengar namanya dipanggil. Ia menyangka itu suara Eli dan berulang kali mendatanginya. Baru setelah tiga kali, Eli sadar bahwa itu Tuhan yang memanggil dan menyuruh Samuel menjawab:
“Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
— 1 Samuel 3:10
Inilah awal Samuel menjadi nabi, orang yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada Israel.
Samuel tumbuh menjadi pemimpin yang sangat dihormati. Ia menjalankan fungsi ganda sebagai nabi dan hakim — peran penting di masa ketika Israel belum memiliki raja. Ia memimpin bangsa dengan keadilan dan mengarahkan mereka kembali kepada Tuhan.
Ia juga memainkan peran penting dalam transisi Israel menjadi kerajaan. Ketika bangsa Israel meminta raja, Samuel merasa kecewa, tetapi Tuhan menyuruhnya untuk mengurapi Saul sebagai raja pertama. Kemudian, karena ketidaktaatan Saul, Tuhan memerintahkan Samuel untuk mengurapi Daud, seorang gembala muda, sebagai penggantinya.
Doa yang Tulus Tidak Pernah Sia-sia
Hana dan Samuel adalah bukti bahwa Tuhan mendengar doa dan menepati janji-Nya.
Panggilan Tuhan Bisa Datang Sejak Muda
Samuel masih anak-anak ketika Tuhan memanggilnya. Ini menunjukkan bahwa usia bukan batasan untuk dipakai Tuhan.
Ketaatan Lebih Penting dari Korban
Dalam 1 Samuel 15:22, Samuel menegur Saul dan berkata:
“Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan.”
Pemimpin Sejati Menempatkan Tuhan di Pusat
Samuel memimpin bukan demi kekuasaan, melainkan demi ketaatan pada Tuhan.
Kisah Samuel adalah pengingat bahwa setiap orang — dari anak kecil sampai pemimpin besar — dapat dipakai Tuhan secara luar biasa jika hidupnya berserah sepenuhnya. Ia adalah teladan integritas, iman, dan kesetiaan. Dalam dunia yang penuh suara dan kebingungan, mari kita belajar untuk juga berkata:
“Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.”